Makalah Klasifikasi Media
KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Di susun guna memenuhi tugas : Teknologi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Ahmad Tabi’in M. Pd
Disusun oleh :
1.
Khairun Nadiah 2021115241
2.
Nur Aghistina 2021115271
3.
Riska Sanifa 2021115280
4.
Khusnul Khotimah 2021115322
5. M. Syafiqur Rahman 2021115357
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah
ini merupakan makalah Teknologi Pendidikan yang membahas mengenai “Klasifikasi
Media Pembelajaran Yang Menggunakan Teknologi Pendidikan”. Secara
khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang
disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi, oleh karena
itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak dosen mata kuliah Teknologi Pendidikan yang telah memberikan
tugas dan petunjuk
kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2.
Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing,
dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.
Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Untuk itu kami
meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan
kualitas makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah
yang punya dan Maha Kuasa. Harapan
kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat tersendiri bagi generasi muda Islam yang akan datang,
khususnya dalam bidang Teknologi Pendidikan.
Pekalongan, 16 Maret
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Bismillah, Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya
milik Allah yang benar-benar telah menampakkan banyak buah pikiran kepada
orang-orang yang berakal. Serta sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Semoga Allah tetap memberikan rahmatnya kepada beliau,
selama akal pikiran manusia bergerak menyelami lautan ilmu. Setelah mengucap
basmallah, hamdallah dan sholawat nabi, maka kami perlu menjelaskan teknologi
komunikasi dan informasi pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu yang
merupakan terapan dari komunikasi dengan memadukan teori psikologi dan
pendidikan dalam pembelajaran. Mengingat betapa pentingnya ilmu teknologi
pendidikan ini, maka bagi setiap pelajar perlu mengkaji dan memahami
dasar-dasar teknologi pendidikan. Dengan ini kami akan membahas tentang
Klasifikasi Media Pembelajaran Yang Menggunakan Teknologi Pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah Pengertian Media?
2.
Bagaimana Peran Media Sebagai Alat Komunikasi?
3.
Apa Saja Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran?
5.
Apakah Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan?
6.
Bagaimana Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach
& Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.[1]
B.
Peran Media Sebagai Alat Komunikasi
Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja
membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai
tambah kepada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media,
baik yang canggih dan mahal, ataupun media yang sederhana dan murah.[2] Kemp
dan kawan-kawan (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1.
Penyajian materi ajar menjadi lebih standar
2.
Kegiatan pembelajaran dapat menjadi lebih menarik
3.
Kegiatan belajar dapat menajadi lebih interaktif
4.
Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi
5.
Kualitas belajar dapat ditingkatkan
6.
Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai dengan
yang diinginkan
7.
Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi
lebih kuat atau baik
8.
Memberikan nilai positif bagi pengajar
Menurut Heinich,
dkk (1996) kontribusi media dalam proses pembelajaran secara lebih global
ditinjau dari kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, seperti berikut :
a)
Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar: Pada
kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya bersifat
sebagai pendukung bagi pengajar.
b)
Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar: Media dapat digunakan
secara efektif pada pendidikan formal dimana pengajar yang karena suatu hal
tidak dapat hadir dikelas atau tengah bekerja dengan peserta didik lain.
c)
Pendidikan jarak jauh: Peranan media dalam pendidikan jarak jauh
mampu mengatasi masalah jarak, ruang, dan waktu.
d)
Pendidikan khusus: Media memiliki peran yang penting dalam
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya
mereka yang memiliki keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu.[3]
C.
Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klsifikasi
tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a.
Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b.
Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide,
foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak
seperti media grafi.
c.
Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
bebagai ukuran film, sllide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandunng kedua unsur jenis
media yang pertama dan kedua.
2.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
a.
Media
yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
Melalui meia ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang
aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b.
Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,
seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3.
Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, mwdia dapat dibagi ke
dalam:
a.
Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, transparansi, dan
lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus,
seperti film projektor untuk memproyeksikan film, slide projektor untuk
memproyeksikan film slide, Over Head Projektor (OHP) untuk memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini,maka media semacam ini
tidak akan berfungsi apa-apa.[4]
b.
Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.
Menurut
Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1)
Media autovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv.
2)
Media audiovisual diam, seperti: film rangkaian suara.
3)
Audio semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
4)
Media visual bergerak, seperti: film bisu.
5)
Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide
bisu.
6)
Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
7)
Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Disamping itu, ada juga yang mengelompokkan media dengan membedakan
antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media).
Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, program video.
Sedangkan little media antara lain: gambar, realitas sederhana, sketsa, dan
sebagainya. Sedangkan klasek membagi media pembelajaran sebagai berikut: media
visual, media audio, media display, pengalaman nyata dan simulasi, media cetak,
belajar terpogram, fan pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal
program computer aided instruction (CAI).[5]
D.
Penggunakan Media Pengajaran dalam Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para
siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada
dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku
baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat dipengaruhi sebagai individu
dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan
pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran.
Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan
pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah
ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya pada akhir pengajaran.
Pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas
fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari
kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi
pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan
interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga
siswa menguasai tujuan pengajaran.
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol
yakni metode pengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai
tidaknya tujauan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa kedudukan media pengajaran
sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu
lingkungan belajar yang diatur oleh guru.[6]
E.
Fungsi Dan Manfaat Media Pendidikan
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung. Dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu funfsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.[7]
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan behkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada
tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran,
khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik denganmateri
pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu mata pelajaran yang
tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat mengunggah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah sosial atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuanuntuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memehami teks,
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi
untuk mengakomondasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[8]
E. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan
Media
1.
Prinsip Pemilihan Media
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media, diantaranya :
a.
Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.
Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas.
c.
Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
d.
Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya
dan kemampuan guru.
e.
Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan.
Selain pertimbangan prinsip diatas, untuk memilih media dapat
menggunakan pola ACTION, yaitu Access, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, Novelty.
1)
Access
Kemudahan akses
menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita
perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita
ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah
ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan,
misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakannya?
2)
Cost
Biaya juga
harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita.
Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung
dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost
dari sebuah media akan semakin menurun.
3)
Technology
Mungkin saja kita
tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu perhatikan apakah
teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin
menggunakan media audiovisual dikelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada
jaringan listrik, apakah voltase listriknya memadai?
4)
Interactivity
Media yang baik
adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5)
Organization
Pertimbangan
yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah
mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya?.
6)
Novelty
Kebaruan dari
media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang baru biasanya
lebih baik dan menarik bagi siswa.
2.
Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada
setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan
untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan
demikian, penggunaan media bukan hanya dipandang dari sudut kepentingan guru
saja, tetapi juga harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa.
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan
siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya :
a.
Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.
Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran
media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.
c.
Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa.
d.
Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan
efisien.
e.
Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasikannya.[9]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata media berasal
dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau
pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Klasifikasi di lihat dari sifatnya, media
dapat dibagi ke dalam:
a.
Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
d.
Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide,
foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak
seperti media grafi.
e.
Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video,
bebagai ukuran film, sllide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandunng kedua unsur jenis
media yang pertama dan kedua.
Dapat
disimpulkan bahwa kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada
dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur
oleh guru. Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada
setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan
untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran.

Komentar
Posting Komentar